Estimasi waktu baca: 4 menit

Kerajinan Keranjang Tembakau, Jantung Ekonomi Desa Rowo

TEMANGGUNG – Bicara soal kota tembakau, pasti yang langsung terlintas di kepala banyak orang adalah Temanggung. Yup, kabupaten di lereng Sindoro-Sumbing ini memang terkenal sebagai penghasil tembakau terbaik di Indonesia, sampai-sampai dijuluki Kota Tembakau.

Tapi, ada satu hal menarik di balik harum tembakau Temanggung. Sebelum tembakau bisa dijual atau disetorkan ke pabrik rokok, ia harus dikemas dulu pakai keranjang tembakau. Nah, keranjang inilah yang jadi unsung hero alias pahlawan tersembunyi dalam rantai ekonomi tembakau. Dan tahu nggak sih? Desa Rowo, Kecamatan Kandangan, adalah desa pengrajin keranjang tembakau terbesar se-Kabupaten Temanggung!

---

Dari Anyaman Bambu dan Debog Jadi Penopang Ekonomi


Keranjang tembakau khas Desa Rowo ini bukan keranjang biasa, lho. Bahannya terbuat dari anyaman bambu yang dilapisi debog alias batang pisang(gedebok) yang sudah dikeringkan dan direndam terlebih dahulu. Kombinasi ini bikin keranjang kuat, tahan banting, dan cocok banget buat menjaga tembakau biar tetap kering dan rapi.

Proses pembuatannya juga seru banget. Dimulai dari? kalo dulu, debog direndam di sungai anak-anak kecil pun ikut bantu “ngeclup” alias merendam debog di air. Sekarang, udah lebih modern karena setiap pengrajin biasanya punya kolam sendiri buat proses perendaman. Tradisi tetap jalan, tapi teknologinya upgrade!

---

Semua Ikut Terlibat, Dari Bocah Sampai Mbah-Mbah


Yang bikin Desa Rowo keren banget adalah semangat kebersamaan dan keberagaman usia pengrajinnya. Dari anak-anak, remaja, ibu-ibu, sampai para mbah, semua punya peran masing-masing.

Anak-anak kelas 4 sampai 6 SD biasanya mulai belajar bikin keranjang. Mereka belum kerja sungguhan sih, tapi lebih ke belajar dan ikut seru-seruan bareng orang tua. Buat mereka, ini udah jadi budaya bahkan hobi tersendiri!

Remaja SMP dan SMA, apalagi pas libur sekolah atau musim tembakau, biasanya bantu bagian ngepoki, alias mengemas keranjang biar siap dijual. Ada juga yang bagian menjahit, tugas penting buat merekatkan lapisan debog ke keranjang biar nggak gampang lepas.

Nah, para ibu rumah tangga juga nggak kalah produktif. Banyak yang jadi buruh jahit keranjang di rumah, sambil tetap bisa ngurus keluarga. Sementara para bapak-bapak biasanya jadi ider keliling nyari lokasi potensial buat jualan keranjang. Mobil pick-up penuh muatan keranjang? Sudah pemandangan sehari-hari di sini.

Dan terakhir, para mbah-mbah yang punya jam terbang tinggi biasanya jadi owner alias bos. Dengan pengalaman puluhan tahun, mereka dipercaya oleh petani dan pembeli tembakau buat nyuplai keranjang berkualitas terbaik.

Bayangin aja, dari anak kecil sampai orang tua, semuanya punya peran. Dari situ lahir ekosistem ekonomi yang hidup, guyub, dan berkelanjutan.

Yang menarik, di Rowo hampir nggak ada istilah “nganggur”. Kalau lagi nggak musim tanam atau panen, orang tetap bisa kerja bikin keranjang. Hasilnya bisa jadi tabungan, bisa juga buat kebutuhan sehari-hari. Jadi, bisa dibilang, kerajinan ini benar-benar jadi penopang ekonomi desa sepanjang tahun.

Bahkan, usaha ini juga menjadi lapangan pekerjaan bagi warga dari luar desa. Banyak orang dari desa tetangga, bahkan dari kecamatan lain, datang ke Rowo untuk bekerja sebagai buruh jahit keranjang. Mereka ikut merasakan manfaat dari geliat ekonomi di desa ini, bukti bahwa kerajinan sederhana bisa berdampak luas bagi masyarakat sekitar.

---

Tradisi yang Jadi Identitas

Hampir seluruh warga Desa Rowo hidup dari usaha ini. Makanya, nggak heran kalau desa ini disebut sebagai “pengrajin keranjang tembakau” di Temanggung. Di tengah gempuran dunia digital, warga Rowo justru bisa mempertahankan tradisi sambil tetap berinovasi.

Kerajinan ini bukan cuma jadi sumber penghasilan, tapi juga identitas dan kebanggaan warga. Dari tangan-tangan mereka lah lahir ribuan keranjang yang jadi “baju” bagi tembakau Temanggung sebelum sampai ke pabrik-pabrik rokok besar di seluruh Indonesia.

Bahkan, kini mulai bermunculan merchandise khas keranjang tembakau Rowo seperti kaos, jersey, mug, gantungan kunci, dan souvenir lainnya. Barang-barang ini jadi bentuk dukungan sekaligus kebanggaan warga terhadap identitas desanya. Siapa sangka, dari keranjang sederhana, lahir kreativitas baru yang makin memperkuat nama Desa Rowo di Temanggung.

Kalau kamu kebetulan lewat Desa Rowo pas musim tembakau, coba deh berhenti sejenak. Lihat bagaimana masyarakatnya bekerja dengan tangan, hati, dan tawa. Dari suara bambu yang dibelah sampai aroma gedebog yang dijemur, semuanya menggambarkan kehidupan yang sederhana tapi penuh makna. Nggak berlebihan kalau dibilang, dari keranjang inilah, kehidupan warga Rowo terus berputar dan tumbuh.

---

Penasaran Gimana Cara Bikin Keranjang Tembakau?

Prosesnya ternyata nggak sesederhana kelihatannya, lho! Dari bambu, debog, jahitan, sampai siap kirim — semuanya ada tekniknya tersendiri.
Pengen tahu lebih dalam gimana cara pembuatannya?
Stay tuned dan cek berita lainnya di website ini, ya! Siapa tahu habis baca, kamu jadi pengin ikut belajar bikin juga, wkwk



Penulis: Sabil Masrur

Editor: Tim Media Desa Rowo

 


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat
Ineffable
EKRAF: Ineffable

Pelaku: Ibnu Sabil Masrur
Produk: Foto Wedding
Alamat: Rt.05, Rw.03, Mulyosari, Rowo, Kandangan, Temanggung
Kontak: 0877840...

Lihat